Jurus Ini, Cara mengajari Suami mualaf shalat atau beribadah yang Rajin

shares |

Blognya keluarga Sakinah - Kali ini kita akan membahas topik bagaimana cara mengajari suami mualaf shalat atau ibadah lain serta mengenal islam lebih baik? Ya ini memang topik gampang gampang sulit, tetapi dengan taufiq, hidayah, serta kemurahan dari Allah "apa sih yang enggak mungkin?".

Baik, sebelum ke bahasan yang lebih lengkap, kami ingatkan tentang sebuah ayat Allah. Allah Yang Maha Kuasa berfirman :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ

Artinya, Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allâh terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. [at-Tahrîm/66:6]

Cara mengajari Suami mualaf, Cara Membimbing Suami Agar Shalat

Lalu, sebuah kutipan hadist yang panjang. Dari sahabat Sahl bin Sa’d radhiyallahu’anhu, suatu ketika dalam peperangan Khaibar, Rasulullah bersabda, "Demi Allah, apabila Allah menunjuki seorang saja melalui dakwahmu itu lebih baik bagimu daripada kamu memiliki onta-onta merah.” (HR. Bukhari dan Muslim, lihat Syarh Muslim [8/31])

Kutipan Ayat Quran diatas dan hadistnya memberikan kemantapan iman kepada hati kita bahwa, dakwah merupakan pekerjaan yang besar, perkerjaan mulia, nilainya sangat agung di sisi Allah.

Sesuatu yang bernilai besar di sisi Allah, tentunya akan ada banyak gangguan, ganjalan, serta batu terjal dijalan. Pasalnya, Syetan baik yang berbentuk jin atau manusia, pasti nggak akan senang ketika ada orang bisa berhasil mengamalkan kebaikan jenis tersebut.


Maka dia awal ini kita harus betul betul mengerti karakter dakwah, harus sabar, harus terus fokus menjaga ke ikhlasan hati supaya Allah ridho dan memudahkan langkah langkah kita di kemudian hari. Walau perkara hasil, tetap kembalinya kepada Allah.

Mengenal Karakteristik Yang menjadikan Seseorang Menjadi Seorang Mualaf

Mualaf, karakteristiknya macam macam. Mulai dari dasar karakteristik orangnya sampai urusan alasan dia memilih menjadi seorang mualaf.

Misalnya, ada seseorang yang dia itu memang sikap dasarnya sebagai seorang yang 'mencari tuhan' serta memiliki naluri untuk mencari dan meneliti eh kok sampai ketemu islam dan dia cocok. Maka karakter mualaf seperti ini akan mudah diajari yakni dengan banyak memberinya pertanyaan sekaligus menunjukkan padanya dimana literatur bisa dibaca dan dikejar.
Karena memang sifatnya sudah senang meneliti dan mencari data. Dia sekedar perlu didampingi kalau perlu dikenalkan dengan ustadz yang pemahaman agamanya bagus dan didukung keilmuan ilmiah agamanya juga baik. Sebagai istri, kita 'tak perlu terlalu banyak sejara terus terang ngajarin dia'.
Lalu, ada mualaf yang dia memang masuk islam sebab 'relatif' terpaksa. Terpaksa harus berpindah agama ke islam sebab orang tua istrinya mewajibkan hanya seorang muslim yang menikahi anaknya. Ini pun ada beberapa keadaan:
  1. Awalnya iya benar terpaksa, akan tetapi dia setelah belajar jadi tertarik. Malah akhirnya lebih mengerti agama dibanding istrinya yang sudah lebih lama islam. Cara mengajari suami mualaf yang awalnya terpaksa begini ya didampingi saja, ajak misalnya menonton video pengajian yang ilmiah (banyak dibawakan al quran dan al hadist) seperti yufid.tv atau bisa kenalkan dengan radio rodja. Atau download Mp3 pengajian pengajian di kajian.net
  2. Awalnya iya benar terpaksa, tetapi setelah menikah masih benar benar merasa terpaksa. Dia jadi enggan ibadah shalat dan sebagainya. Saran kami, bagaimana teknik berdakwah kepada suami yang mualaf seperti ini dengan kembali duduk secara santun membahas, "seperti apa visi rumah tangga kita? seperti apa visi pendidikan islam untuk anak keturunan kita". Nggak usah menuntut dia untuk beribadah atau belajar agama lebih banyak untuk dirinya, tetapi untuk orang lain yang dia peduli. Kadang perlu 'jurus karambol psikologis' seperti ini guna memancing kesadaran agar berubah bagi seorang manusia.
Lalu ada juga yang karakter mualaf, yang benar benar dia sejak awal sudah memprasrahkan dirinya kepada Anda selaku istri lalu dia memang siap diajak belajar bersama. Maka ini insya Allah akan banyak diberikan banyak kemudahan oleh Allah subhanahu wata'ala.

Cara menyampaikan ilmu kepada sesama anggota keluarga

Lalu, bagaimana sih teknisnya menyampaikan ilmu kepada orang lain? Khususnya pada keluarga sendiri. Ya kan kita menyadari, dalam beberapa adat, posisi istri itu 'rendah' dihadapan suami. Boro boro diajak diskusi secara 'seatap', ada kadang kita kasih kesempatan supaya bisa diskusi secara elegan pun susah.

Akan tetapi, Blognya Keluarga Sakinah menemukan kisah seorang istri shalihah yang punya metode keren banget buat ngajari suaminya bisa hafal al quran dan hadis hadis seperti dirinya. Contoh istri shalihah yang benar benar bisa menempatkan diri guna meningkatkan kualitas keagamaan suaminya.

Yuk kita simak selengkapnya:

Dikisahkan..., seorang lelaki pergi melamar seorang wanita,

Calon istrinya bertanya : "Berapa hafalan AlQuranmu?"

Dia menjawab, "Saya tidak hafal banyak tapi SAYA INGIN MENJADI LELAKI YANG SHALIH"

Dia lalu berkata kepada calon istrinya, "Kalau kamu?"

Calonnya menjawab, "Saya hafal juz amma"

Kemudian sang wanita sepakat untuk menikah dengannya, ia karena merasa laki-laki yg datang melamar ini adalah orang yang jujur.

Setelah menikah.....Sang Istri lalu memintanya untuk membantunya menghafal AlQuran, ,Sang suami berkata, "Mengapa kita tidak saling membantu dalam menghafal bersama-sama?"

Mereka lalu memulai menghafal dengan Surat Maryam kemudian berikutnya dan berikutnya sampai hafalan Qurannya selesai dan mereka berdua mendapat Ijazah hafalan Quran

Kemudian istrinya menawarkan, "Mungkin kita juga bisa memulai menghafal hadits-hadits Bukhari

Alhamdulillah..

Pada sebuah kesempatan ketika sang suami berkunjung kerumah mertuanya, sang suami menceritakan kepada mertuanya bahwa anaknya (istrinya) sekarang sudah hafal AlQuran Al Karim,

Mertuanya kaget dengan apa yg dikatakan menantunya, kemudian dia perlihatkan banyak kertas ke menantunya tersebut

Sontak dan alangkah kaget dan bingungnya sang suami, Istrinya ternyata memiliki ijazah hafalan Alquran dan Kutub Sittah (kumpulan kitab-kitab hadits) bahkan sebelum dinikahi olehnya,

SUBHANALLAH....dia tidak mempermasalahkan dari awal sedikitnya ilmu yang dimiliki sang calon suami, dan dia kemudian membantunya menghafalkan Al Quran sebagaimana dia telah menghafalnya disaat dia merasa kalau memang sang suami adalah orang Shalih.

Si istri, dia juga tidak berdusta ketika dia berkata "saya hafal juz amma", pernyataan tersebut bukan berarti juga dia membantah dirinya tidak hafal surat lainnnya. Atau bahasa panjangnya dia bisa berkata, saya hafal juz amma dan surat lainnya.

Epilog Cara mengajari suami mualaf shalat ibadah

Apa yang saudara petik dari kisah seorang suami jujur dan seorang istri yang luar biasa di atas? Yaps, bisa jadi banyak. Hanya, ijinkanlah kami uraikan sedikit:
  • Bahwa mendidik orang bisa dengan bahasa 'kita minta diajari oleh dia'. Sehingga orang yang menjadi target dakwah kita tergerak mengajari diri kita sekaligus memaksa dia belajar juga.
  • Mendidik juga bisa berarti bersama sama mengajak belajar, kitanya refresh ulang materi materinya (dengan tidak merasa lebih pandai dari target dakwah kita) sampai target belajar kita terpenuhi
  • Sikap tawadhu ketika mencoba membimbing orang lain yang kadar pemahaman ilmunya jauh dibawah kita. Kadang orang merasa enggan belajar karena dirinya sudah terlalu dini dicap bodoh, telat belajar, dan sebagainya melalui sikap si pendidiknya. Maka pendidik perlu tawadhu ketika membagi ilmunya.
  • Kita harus tahu 'kurikulum' pembelajaran, mana yang penting, mana yang urgen, mana yang lebih dulu, mana yang sebaiknya ditunda untuk diajarkan. Menyesuaikan tingkat pemahaman dan kebutuhan belajarnya.
  • Ajari ketika posisi nyaman. Pas makan malam bareng, pas waktu santai bareng, dan momen kebersamaan lain. Jangan pas lagi marah malah dijadikan ajang 'ngajari suami' karena malah kadang memberikan efek buruk terhadap materi belajar yang mau disampaikan. Misal pas marah, "Ya inilah efek punya suami nggak pernah sholat, jadi nggak sopan sama istri". Efeknya nanti malah dia semakin alergi dengan sholat dan lainnya.
  • Biasakan memberikan reward positif sekecil apapun keberhasilan belajar yang dia capai, agar dia senantiasa semangat belajar. Reward tak selalunya harus mahal, 'layanan sepesial malam hari' juga bisa dijadikan momen reward yang menarik. he he he
Ya semoga uraian dia atas bisa membantu Anda. Apapun itu cara membimbing suami ke jalan yang benar, cara membimbing suami agar mau sholat, cara membimbing suami ke jalan allah prinsipnya sama. Kenali dirinya dulu, carikan metode yang tepat, lalu pasrahkan hasilnya ke Allah.

Setiap orang ada titik belajar dan ada strategi pendidikan yang tepat buat dia mengerti dan mau mengamalkan apa yang dia pelajari. Semoga Allah bisa berikan jalan tersendiri bagi Anda sekalian.Wallahu A'lam
























Artikel Yang Berkaitan, Baca Terusannya

0 comments:

Post a Comment